Senin, 25 April 2011

Trust Me, Baby

13036927561836730523

Seorang lelaki yang mendapatkan kecelakaan motor, terjatuh di ranting pohon dan berusaha sekuat tenaga berpegangan dengan ranting itu. Dibawahnya, jurang menganga dengan batu-batu besar cadas siap menyambut.
Dia berteriak,”Oh Tuhan.. tolong aku..”
Tiba-tiba, tak disangkanya, ada sebuah jawaban.
“Hahaha.. Aku Tuhan.. aku akan menolongmu..” jawab suara itu.
Lelaki itu terheran-heran.
“Benarkah kamu Tuhan? Apakah kamu memang akan menolongku..?” tanya lelaki itu.
“Ya. Aku akan segera menolongmu.”
“Cepatlah.. segera tolong aku..”
“Ada satu syarat agar aku bisa menolongmu..”
“Apakah syarat itu?”
“Kamu harus percaya kepadaku..”
“Oke oke.. aku percaya kepadamu Tuhan..”
Lelaki itu masih penasaran.
“Btw, bagaimanakah cara kamu menolongku, Ya Tuhan..?” tanyanya kemudian.
Tuhan segera menjawab,”Caranya.. segera lepaskan peganganmu dari ranting itu..”
Wakakaka..
**
Ketika komitmen sudah dibangun dalam sebuah hubungan, maka kepercayaan adalah tiang yang kokoh untuk menopang bangunan itu. Jika tiang yang bernama kepercayaan itu rapuh, maka bangunan yang bernama komitmen juga akan cepat runtuh.
Beberapa hari yang lalu, sebuah stasiun televisi swasta menayangkan perihal biro detektif yang menerima order mengawasi lelaki/suami/pacar yang dicurigai selingkuh. Biro itu menggunakan tenaga terlatih dan alat-alat canggih semacam kamera dan GPS segala. Setiap gerak-gerik target, selalu diawasi dan dideteksi.
Menurutmu, apakah yang memotivasi seorang wanita untuk menyewa biro detektif semacam ini? Tentu saja kecurigaan dan ketidakpercayaan.
**
Tapi kamu harus percaya kepadaku lhoh. Jika aku jadi kekasihmu, kamu jangan awasi aku seperti itu. Apalagi kamu menyewa biro detektif segala. Pasti tidak akan mempan. Soalnya, aku punya saham di biro detektif itu. Wakakaka..
Jadi, semua detektif malah akan melindungiku, dan mereka semua pasti kompak berkata,”Wah.. gak mungkin mbak.. Mas President itu orangnya setia banget mbak.. gak mungkin suka colek-colek pantat SPG di pameran otomotif kayak gitu mbak.. apalagi berduaan minum kopi di Star*ucks sama umbrella girl.. Gak mungkin banget itu mbak..”
“Tapi kemarin itu.. beneer dech.. gw lihat dia begitu..”
“Ahhh.. mbak Tike salah lihat kalee.. waktunya ganti kacamata nich..”
Wakakaka..
**
Trust me baby. Ringan diucapkan tapi berat dilakukan. Kepercayaan kepada kekasih muncul tidak secara tiba-tiba. Ia membutuhkan proses yang panjang. Tidak mudah semudah meludahi foto teroris.
Kepercayaan tumbuh seperti pohon buah. Dia mulai tumbuh dari biji yang kecil, kemudian bersemi, menjadi ranting dan kemudian lantas menjadi pohon yang kokoh. Kepercayaan membutuhkan dua elemen penting. Kejujuran dan pengakuan atas sebuah kejujuran. Dari hal yang paling sepele, sampai hal yang paling rumit.
Pernah kekasihku bertanya kepadaku,”Udah makan?”
Aku menjawabnya,”Belum..”
Dia lantas mengajakku ke kafe,”Kutraktir mau?”
Aku menjawabnya,”Mauuu..”
Dan ketika sudah di kafe, ketika satu menu udah kuhabisin, dia nanya lagi,”Mm.. udah nendang belum sih?”
Aku menjawabnya,”Belum kayaknya..”
Dia lantas memberi saran,”Tambah lagi donk.. santai aja..”
Aku lantas bersorak kecil,”Oke..”
Sumpah aku jujur!! Aku sedang kelaparan!! Dan dia mengakui kejujuranku!! Wakakakakak..
Dasar Muka Badak!!! Wakakaka..
**
Yang jelas, jika kepercayaan sudah tumbuh dengan kuat, kamu pasti takkan pernah percaya berita-berita dan gosip-gosip murah. Kamu pasti akan lebih percaya sama kekasihmu, orang terdekatmu.
Begitupun juga dia. Dia akan memilih suara hatimu daripada kabar burung diluaran sana. Jika dia benar-benar sudah amat mengenalmu, kebohonganmu akan segera didapatkannya jika kamu melakukan kebohongan itu.
Dan jika dia sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari jiwamu, dia akan dapat mendeteksi kejujuranmu hanya dengan melihat matamu.
So, trust me baby. [ ]
Salam Kompasiana,
Mr. President.

0 komentar:

Posting Komentar