Rabu, 13 April 2011

Winche [Bukan] Seorang Banci

13017209362100970329
Pagi Om Winche … Pagi Om Winche …..
Masih tergiang ditelinga walaupun telah 4 (empat) blok kulalui serombongan anak-anak kecil yang sedang berkumpul dan asyik bermain dengan diiringi senyuman-senyuman manis ibu-ibu yang sedang asyik ngrumpi disana…

Siapa sih yang ingin menjadi banci? Tak seorang pun pastinya..

Sungguh! Aku tidak pernah menginginkan keadaan yang seperti ini, aku tidak akan menyalahkan siapa-siapa pun termasuk Tuhan. Titik!!

Aku adalah anak bungsu dari 4 (empat) bersaudara ketiga kakak ku adalah perempuan, sebenarnya orang tua ku sangatlah bangga dengan kehadiranku di dunia ini. Ya..Bangga! karena aku adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga ku, terutama ayahku.

Ayahku adalah seorang militer dengan displin dan juga karakter yang keras tetapi beliau adalah Family Man, dari ketiga saudaraku akulah yang selalu mendapatkan perlakuan istimewa terutama dalam hal kedisiplinan pastinya lebih ketat dari saudara-saudaraku.
Usiaku 7 tahun ketika itu, kami berkumpul bersama Ayah, Ibu dan Ketiga kakakku sambil makan malam dan selesai makan (masih di ruang makan) ayah mengatakan sesuatu “Bu, lusa Bapak akan berangkat ke Aceh, tugas Negara untuk mengamankan wilayan NKRI dari GPK” dan perkataan bapak ini membuat suasana yang semuala hangat tiba-tiba menjadi senyap.
Di usiaku segitu, aku tidak mengerti apa itu GPK yang pasti bukan “Gerombolan Planet Kenthir” yang aku tahu hanyalah ACEH adalah salah satu propinsi Indonesia di Pulau Sumatera, itu saja.
Dua minggu berselang, seorang lelaki berseragam militer berkunjung ke rumah dengan menbawa amplop entah apa isinya. Aku melihat tiba-tiba Ibuku langsung terhenyak di iringi dengan tangis dan air mata yang keluar dari bola matanya yang indah, aku berlari menghampiri Ibu, melihat ku mendekat Ibuku langsung berhenti dari tangisnya dan mengusap air matanya sambil dia memgucapkan terima kasih kepada orang berseragam militer tersebut.
“Bapak, seorang prajurit yang hebat dan bertanggung jawab terhadap anak buahnya, berkat Bapak semua anak buahnya selamat, kecuali sebutir peluru yang naasnya mengenai Bapak” penjelasan orang tersebut.
Hanya tarikan napas yang dalam yang aku lihat dari Ibu, tanpa isak tanpa air mata yang terlihat di wajahnya, hmmm…Wanita yang tangguh dan Ibu yang sangat bijaksana dengan tidak memperlihatkan kesedihan kepada anaknya.
Sebulan sejak kehadiran orang berseragam militer ke rumah, otomatis kehidpan keluarga kami jadi berantakan. Ibu hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak memiliki Gelar Sarjana seperti Tante-Tante Istri dari Temannya Bapak sebagai Perwira Menengah.
Ibuku hanya seorang yang mendapat Gelar S3 (SD, SMP dan SMA) dari Madrasah Alliyah, itulah gelar yang dimiliki Ibu tidak lebih, tetapi dengan tekad yang kuat ibu tetap berjuang untuk kehidupan yang lebih baik buat anak-anaknya. Saya selalu ingat ucapan beliau “Kalian mau jadi apa terserah, yang penting tidak dilarang oleh Agama dan harus berpendidikan. Jangan pernah memikirkan biaya? Semua pasti akan bisa di  atasi”.
Selagi ibu bekerja (*Ibu membuka lapak di Pasar Tradisional dengan modal dari tunjangan yang didapat yang tidak seberapa), aku diasuh oleh kakak-kakak ku selama dirumah, dengan sesekali aku ikut bermain-main dengan permainan wanita dan pekerjaan wanita juga kami sering benyanyi dan menari sekedar untuk menghibur diri.
Saat Usiaku 15 tahun, aku mengalami suatu perubahan terhadap diriku dan ini kuanggap aneh karena sangat mempengaruhi penampilan fisikku. Sebagai remaja yang masih mencari jati diri, akupun mulai mencari tambahan untuk sekedar uang jajan dengan mengamen di terminal, lampu merah dan ditempat-tempat keramaian.
Kerasnya hidup membentuk sikap dan karakterku, aku harus berani dan aku harus kuat…
Selesai menyelesaikan pendidikan SMU, alhmdulillah aku adalah salah satu siswa yang berprestasi dan masuk hitungan 3 besar di sekolahku, dengan modal Ijasah yang ada aku memcoba melamar ke Akademi Militer yang juga sedang mencari kadet-kadet muda pilihan.
Dan sekarang aku adalah suami dari seorang istri yang cantik dan Bapak dari dua orang bocah yang ganteng dan lucu…
Inilah kisahku….

13017205341344232938
Catatan akhir…
Aku tidak mempermasalahkan orang memanggilku WINCHE, karena aku adalah KAPTEN WISNU NUGROHO CHEPTIAN (WINCHE) dan WINCHE [BUKAN] SEORANG BANCI
Wkwkkkkkkkk…. Judul yang lucu ……wkwkwkwkk
 
#Coretan-coretan oleh WePe dari Warung Pojok
Hanya untuk memeriahkan suasana ROMANTHIR (Romantis Kenthir) di Planet Kenthir di hari yang cerah ini, Selamat Romanthir dan Week end… Salam…

0 komentar:

Posting Komentar