Rabu, 19 September 2012

Buat Anda Pendukung Bang Kumis


Selain sebagai ketua erte, Amalludin  juga sebagi salah satu timses calon gubernur Zakarcity mengundang  dan mengarahkan wargaya untuk mendukung calonnya.

Pak Erte : “Ada yang mau menjadi erte?”

Warga : (Kompak menjawab) “Ogah Te” 

Pak Erte : “Bagus, kalo ente pada ogah gantiin gue, gue minta Ente pada coblos Bang Kumis ntar tanggal 20”

Mendengar ini semua warga pada terdiam,  sungguh dilematis disatu sisi mereka menginginkan Jakarta Baru tetapi disisi lain mereka gak mau menjadi ketua erte.

Kamis, 06 September 2012

Usulan Untuk Panwaslu DKI

Mesem-mesem gue baca kompas.com hari ini, tentang wacana pelarangan memakai baju kotak-kotak saat hari pencoblosan. Gak habis pikir, kenapa sampe segitunya? Kalo gue jadi warga Jakarta gue akan bilang kek gini ama Panwaslu

“Baju-baju gue, kok elo yang ribut”

Dan jikalau wacana ini terealisasi, gue usulkan juga untuk tidak menggunakan sesuatu yang ada hubungannya dengan kotak di area TPS dan gue sarankan juga agar kotak suara yang ada digantikan seperti gambar ini :

Selasa, 04 September 2012

Sajak Dalam Bisu


13464274761677736910
foto : Ajie Nugroho-Kampret

by Selsa R


Pada satu titik kesunyian
Kubenamkan diri pada kelamnya
Kuhempaskan segala jenuh hati
Kukuburkan asa yang kian mengasap pada awan
Agar aku bisa kembali menuliskan sajak
Tentang jejak kenangan yang telah terlampau oleh musim
Di bawah rimbun pokok randu tempat cengkrama kita dulu
Di tepi anak sungai yang mengalirkan pengharapan
Saat kita melempar kail rindu agar bisa tetap bersama

Kecepatan Max 5 Km/Jam

Pak erte Ama lludin beberapa hari ini sering mendapat pengaduhan dari warganya, sebagian warganya yang mempunyai kendaraan bermotor setiap memasuki kawasan erte selalu melaju dengan kecepatan tinggi. Hal ini membikin resah karena di wilayah pak erte banyak anak-anak yang bermain di jalan dan dikhawatirkan dapat terjadi kecelakaan.
Sebagai ketua erte yang bertanggung jawab dan mengaspirasi laporan warga dibuatkandan dipasanglah rambu-rambu :


Selang seminggu, warga yang melapor kembali lagi ke Pak erte dan menginformasikan bahwa pemasangan rambu-rambu tersebut tidak efektif, masih banyak pengendaraan bermotor yang ngebut di kawasan ini. setelah dipelajari erte pun punya inisiatif, maka digantilah rambu sebagai berikut.