Minggu, 19 Juni 2011

Cinta Mematahkannya

1307415289665562715
Namaku joe, usiaku saat ini adalah 45 tahun, usia yang cukup mapan dari segi usia dan materi. Aku sangat mencintai istriku almarhum. Meski kenangan bersamanya tak pernah pudar di tiup zaman. Kalau saja dia tak pernah berpesan yang aneh-aneh tentu kehidupanku akan normal-normal saja mencintai jasad manis terbujur kaku yangtelah di panggil Tuhan Yang Maha Kuasa.
Namanya Sally, kami bersahabat. Aku istriku dan Sally dipertemukan oleh keadaan senasib dan sepenanggungan. Aku adalah perantau dari Tanah Sumatra,  Istriku perantau dari Jawa Barat dan Sally  adalah perantau dari Semarang Jawa Tengah.

Saat itu istriku lemah tak berdaya di pembaringan. Wajahnya yang cantik tak menandakan dia sedang menderita penyakit lupus. Wajahnya yang berbintik merah dikarenakan sakit berkepanjangan tak membuatnya kehilangan kecantikannya,  bahkan semakin menarik buatku. Ya istriku bernama Al, kami bertiga bersama Sally adalah tiga sahabat tak terpisah meski Sally berbeda keyakinan dengan kami. Dia beragama Katolik taat. Pertemuan kami pun sangat biasa. Aku dan Al menyapanya di pojok ruangan tatkala kami baru masuk kuliah di Perguruan Tinggi ITB Bandung. Dia sepertinya sendirian tak punya kawan. Sejak itulah dia menjadi sahabat kami di mana dan kapanpun kami berada.
” Selamat tinggal nak, Papah dan tante Sally berangkat dahulu ya..” Aku berpamitan kepada Al dan buah hatiku. Sambil menggendong baby ku , Al melambaikan tangannya kepada kami yang duduk berdampingan mengendarai sedan accord sporty ku.
” Ayo nak , dadah sama Papah dan Tante Sally nya”  rayu Al kepada buah hatiku Tessa.
Sedih sekali hatiku, saat itu. Al yang kucintai kini telah pergi selamanya. Namun yang tak kuasa dalam diriku adalah haruskah aku menerima Sally sebagai pengganti mama bagi anakku..?
Tak ada getar dalam hatiku kepada Sally, karena kami bersahabat. Hanya sejak istriku meminta Sally menjadi mama bagi anakku. Barulah kusadari dia begitu cantik. Wajah orientalnya begitu menawan dan alis matanya memajang indah. Rambut ikal bergelombang yang sangat lebat. Anggun nian sahabatku ini. Dan yang lebih membuat galau hatiku, Sally sudah sedemikian dekat dengan anak gadisku, buah cintaku dengan Al.
“Aku tak bisa menjadikanmu makmum bagiku dan anak-anakku karna kita berbeda keyakinan” seru ku dalam hati kepada Sally.
**********
Senyap sekali sore  ini, dan aku tak tahu harus berbuat apa. Rinai gerimis yang biasanya terdengar syahdu, kini seperti tembang yang menggenapkan kerinduan pada sosok mamaku. Aku anak tunggal, papaku Joe adalah orang yang sangat sibuk di kantornya sebagai seorang marketing. Mamaku Al telah 7 tahun yang lalu meninggalkan aku dan papa, saat itu aku berumur 9 tahun. sebenarnya hidupku tak terlalu kesepian karena kadang aku di temani tante Sally yang sudah aku anggap sebagai mama kedua. Tante Sally bersahabat dengan papa dan mama sejak aku belum lahir. Bahkan sepeninggal mama, tante Sally sudah menggantikan tugas mama mengantar jemputku di sekolah. Kadang juga di hari libur tante Sally mengajakku berlibur bersama keluarga besarnya.
Kami semua sudah akrab satu sama lain, cuma kadang terbersit tanya di benakku, mengapa papa tak segera mengambil tante Sally sebagai istri. Aku tahu tante Sally mencintai papa. Pernah tante Sally bercerita jujur padaku saat aku di ajak berlibur ke puncak setengah tahun yang lalu. Tante Sally juga tahu tak ada perempuan yang dekat dengan papa secara istimewa selain dirinya. Hanya saja tante Sally tak  tahu kapan papa akan melamar tante ke keluarga besarnya. Padahal sebelum meninggal, mama pernah berkata pada tante Sally untuk meminta kesediaannya menerima papa sebagai suami dan aku sebagai anaknya.
Bukan tante Sally saja yang sebenarnya heran akan sikap papa yang sepertinya menggantung hubungannya dengan tante Sally, aku juga sangat heran. Tante Sally sudah demikian berkorban untukku dan papa, dia juga sangat baik padaku. Tapi entah mungkin ada sesuatu yang di pendam papa, hingga beliau tak sesegera menikahi tante Sally.
**********
Aku sangat mencinta Joe dan juga Tessa anak semata wayangnya yang telah aku anggap sebagai anak kendungku sendiri. Sebenarnya sejak awal pertama kali aku di kenalkan Al pada Joe,a ku sudah merasakan getar aneh dalam hatiku. Tapi aku sahabat Al, dan aku juga tak mau menghianati persahabatn kami. Hingga aku menyimpan cintaku pada Joe seorang diri.

Sampai akhirnya Al meninggalkan Joe dan Tessa, aku tak pernah merasa ingin memiliki Joe. Tapi Al telah membari amanat pada Joe dan aku agar aku bisa mengasuh bersama Tessa dan meminta Joe untuk menikahi aku jika kelak nyawa Al sudah tak tertolong lagi. Al memang sahabat yang sangat baik. Untuk bisa memenuhi permintaan Al, tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Semua di karenakan prinsip hidup yang berbeda antara aku dan Joe. Tapi demi cintaku pada Joe, secara diam diam aku mu;lai mempelajari keyakinan Joe dengan seksama. Awalnya memang orang tuaku sangat menentangku, tapi aku menjelaskan secara perlahan pada orang tuaku hingga akhirnya keluarga besarku memahamiku. Hanya satu pesan dari orang tuaku bahwa agama apapun yang kau pilih selalu yakinlah bahwa Tuhan itu akan menilaimu dari kebaikan dan perilakumu sebagai manusia.

Aku sangat berterima kasih pada kedua orang tuaku. Walau sebenarnya ada ragu terselip diantara pilihan ini, karena selama ini Joe tak pernah membicarakan hubungan kami berdua. Joe seperti menghindar jika aku ajak bicara tentang kelanjutan hidup Joe dan Tessa. Aku sebenarnya mulai meragu akan tindakan Joe ini, tapi entah mengapa rasa cintaku mengalahkan segala keraguan ini. aku tetap berharap suatu saat kelak Joe akan memahami dan mau menerimaku sebagai istrinya demi aku dan Tessa.
**********
“  Papa, mohon dengarkan aku, walau aku masih dianggap kecil, tapi aku anak papa yang inginkan papa hidup bahagia ” kata Tessa pada papanya di suatu pagi saat mereka sarapan bersama.
” Cukup Tessa,  papa tak ingin kau membicarakan tentang hubungan papa dengan tante Sally
 ” jawab Joe, papa Tessa.
” Tapi, papa tak bisa hidup seperti ini ” Tessa sambil menahan tangisnya ” Papa harus segera mengambil keputusan, mau terus sama tante Sally atau berhenti ” lanjutnya.
” Papa tak bisa terus juga tak bisa berhenti sayang, ” kali ini Joe agak melunak.
” Tapi sampai berapa lamakah papa menggantung hubungan papa dengan tante Sally, pa..? ” kata Tessa agak keras, dia sudah tak bisa lagi menahan isaknya.
Joe tertegun mendengar kata kata dan tanya Tessa anak semata wayangnya ini. Dia tak menyangka anak gadisnya ini telah berpikir sedemikian dewasa.
” Tessa, kau tahu nak, keyakinan tante Sally  dan kita berbeda. Papa tak bisa mengikuti tante Sally demikian juga tante Sally tak bisa mengikuti papa . Agama itu masalah hati sayang, walau papa tahu tante Sally mencintai papa dan juga sayang padamu. Tak ada perempuan yang  ada perempuan yang mencintai papa sedemikian tulus selain mamamu dan tante Sally. Tapi papa nggak bisa meneruskan perjodohan almarhum mamamu sayang…”  jelas Joe panjang lebar, dia berharap putrinya tidak salah duga tentang keputusannya untuk tidak menerima Sally sebagai pengganti mamanya.
” Tapi papa harus segera memberikan keputusan buat tante Sally “kata Tessa mengejutkan Joe dari lamunan.
” Ya… malam ini papa akan undang tante Sally, dan papa akan membicarakan secara serius tentang masalah kita ini ” jawab Joe dengan tekad bahwa malam ini semua masalah harus selesai.
**********
Malam yang cerah, Joe dan Tessa telah selesai memasak beberapa hidangan makan malam saat Sally datang. Lalu mereka duduk di meja makan. Dengan wajah yang anggun  dan keramahan yang terpancar di wajahnya, membuat Joe tertegun, sejenak dia mengurungkan niatnya untuk membicarakan masalah perbedaaan ini pada Sally. Tapi Tessa mencubit lunak lengannya dan menyadarkan Joe pada tekad semula.
” Sally, sengaja aku mengundangmu malam ini, karena Tessa sudah rindu padamu, katanya sudah sebulan tak jumpa’ Joe mengawali pembicaraan itu.
” Hmmmm, tapi komunikasi kan nggak terputus Tessa ?, tiap hari SMS dan telpon ” Jawab Sally sambil memandang wajah Tessa.
” Ya tante, tapi Tessa emang kangen sama tante ” kata Tessa menimpali.
” Dan aku juga ingin membicarakan tentang masalah kita, masalah perjodohan kita oleh almarhum Al ” kata Joe lagi. ” Rasanya pesan dari Al ini tak bisa kita wujudkan ” berat dalam hati Joe mengatakan hal yang sebenarnya. Tessa hanya menunduk diam seribu basa. Sally memandang tajam ke arah Joe, seakan ingin melontarkan protes. Namun hanya sejenak, kemudian dia tertunduk. Suasana hening…
” Kenapa ? ” tanya Sally lirih hampir tak terdengar.
” Karena prinsip kita beda ” jawab Joe tak kalah lirihnya.
” Aku mau tanya sama Tessa dulu ” kata Sally  ” Tessa, tolong jawab dengan jujur pertanyaan tante ” lalu Sally bertanya pada Tessa. Tessa pun mengangguk.
” Bagaimana menurut Tessa kalau papa dan tante tidak jadi menikah hanya karena perbedaan ini ?”
” Tessa sudah bilang sama papa, kenapa tidak jalan terus saja dengan prinsip masing masing ” jawab Tessa jujur.
” Joe, tak kau dengarkan suara hati Tessa ? ” Sally bertanya pada Joe.
Joe tertunduk
” Aku tak ingin biduk rumah tanggaku ada perbedaan ” jawab Joe.
” Ini bukan alasan Joe, sekarang aku mau tanya padamu, aku tahu seluruh cintamu hanya kau berikan pada Al, tapi dengan kebersamaan yang panjang ini adakah rasa sayangmu, sedikit saja untukku ? ” tanya Sally.
” Aku sayang padamu Sally ” jawab Joe.
” Itu sudah cukup buatku Joe. Cukup buatku untuk mengikutimu, aku mau kau jadi imam hidupku” kata Sally, dan dia mulai terisak.
Joe tertegun mendengar ucapan Sally, seakan tak percaya. Begitu juga dengan Tessa.
” Apa yang kau ucapkan Sally ? ” tanya Joe tak yakin.
” Yah selama ini aku sudah mempelajari prinsipmu, tapi aku memang tak pernah mangatakan padamu, karena aku harus meyakinkan diriku sendiri bahwa kau akan melamarku suatu saat nanti ” jelas Sally masih dengan isaknya.
” Aku … Ah.. aku tak tahu harus bicara apa, tapi aku tak ingin kau mengorbankan dirimu hanya untukku dan Tessa ” kata Joe.
” Nggak Joe, aku ikhlas, bahkan keluarga besarku sudah tahu semua kalau selama ini aku telah mempersiapkan semuanya untuk bisa mendampingi hidupmu dan Tessa”  jawab Sally berbinar.
Sejenak Joe berdiri dan memeluk Sally erat, hingga Sally merasa malu karena da Tessa di antara mereka berdua. Ternyata cinta bisa mengalahkan segalanya begitu pikir Joe. Kini dia yakin bahwa Sally adalah perempuan yang memang di takdirkan untuknya selain Al.
” Tuhan maha Pengasih, apapun jalan yang kita pilih, aku yakin Tuhan merestui selama ini untuk kebaikan. Dan pilihanku ini untuk kelangsungan hidup seorang gadis yang sama sama kita cinta Tessa. Biar dia bisa menikmati hidup dengan perasaan bahagia karena punya orang tua yang saling menyayangi ” kata Sally panjang lebar sambil memeluk Tessa. Tapi sejenak Joe melepaskan pelukannya pada Sally.
” Mengapa Joe ? ada yang salah dengan diriku ? ” tanya Sally penuh tanda tanya.” Tidak Sally, hanya… ” jawab Joe menggantung.
” Apa Joe? kau masih meragukan cintaku ” tanya Sally was was, saat itu Tessa sudah beranjak dari kursi makan dan pindah ke kamar tidurnya.
” Tidak… ” gumam Joe perlahan
” Apa Joe ? jangan buat aku bertanya begini ? adakah sesuatu mengganggu pikiranmu ?” pertanyaan beruntun dari Sally.
” Maafkan aku Sally ” rintih Joe” Apa ? sebutkan yang mengganggu pikiranmu Joe ” Sally meyakinkan Joe.
” Baiklah aku mau jujur padamu ” kata Joe akhirnya ” sebenarnya kini aku sudah memutuskan jalan untukku menjadi seorang ayah lagi dan memberikan adik buat Tessa ” jelas Joe perlahan
.” Apa Joe…? maksudmu vasektomi ? kapan itu kau lakukan ? dan mengapa ? kembali Sally memberondong Joe dengan banyak pertanyaan.
” Setahun setelah kematian Al, tujuanku cuma satu aku tak ingin cintaku pada Tessa terbagi, karena waktu itu bagiku Tessa adalah cinta sejatiku, cinta nyataku ” kata Joe lebih lanjut. Sally hanya diam, tak tahu mesti ngomong apa melihat kenyataan ini.” makanya aku tak pernah membicarakan tentang perjodohan kita oleh Al, itu karena aku telah mengambil satu keputusan yang mungkin tak bisa di pahami oleh sebagian orang”.
Joe memandang lekat Sally, sedang Sally tertunduk.
” Sekarang setelah mengtahui akan adanya diriku yang seperti ini, masih maukah kau menerima aku sebagai suamimu ? ” ucap Joe lirih, tanpa nada.Sally terdiam, sebenarnya dia masih syok dengan pengakuan Joe barusan. Tapi cinta yang ada di hatinya mengalahkan segalanya.
” Aku menerimamu sebagaimana kau menerimaku Joe , kita sudah bukan anak abg yang baru mengetahui cinta. Dan cintaku padamu telah teruji oleh waktu, takkan bisa terhapus begitu saja, kita telah memiliki Tessa ” jawab Sally.
Joe makin mengagumi Sally, ternyata wanita ini yang telah di kirim Tuhan untuk mendampingi hidupnya.
” Aku tak tahu dengan apa aku membalas kemuliaan cintamu Sally ” ucap joe dalam hati sambil memeluk Sally erat.Tuhan memang menciptakan keaneka ragaman pada setiap  ciptaan NYA. entah itu manusia yang berbeda suku, budaya dan agama ataupun seluruh isi bumi dan semesta ini. Sepatutnyalah kita sebagai hambanya mengisi hidup ini dengan menebar kebaikkan dan juga keindahan yang kita punya. karena sesungguhnya Tuhan itu Maha Baik dan Maha Indah.
Sungguh Keagungan ini hanya Milik Mu
Dan aku tak bisa berucap lagi selain syukur
Sekian waktu diriku teromabng ambing dalam ketidak pastian
Saatnya kini ku reguk keindahan hidup
Yang telah kau Cipta untukku
Rasanya tak cukup rasa tuk ungkapkan isi hatiku
Duhai Sang Empunya kisah
Semuanya indah pada waktunya
Dan itu campur tangan Mu….
Tuhan Yang Maha Kasih
***************************************
Vasektomi : metode sterilisasi pada kaum pria


oleh :  Yusep Hendarsyah dan Selsa   no peserta : 60
Untuk membaca hasil karya para peserta Malam Prosa


Kolaborasi yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke sini 


Hasil Karya Malam Prosa Kolaborasi.

0 komentar:

Posting Komentar