Melihat Pe’i sekarang, sangatlah berbeda dengan Pei yang dulu. Keluarga Pe’i adalah keluarga terpandang yang sangat kaya raya di Kampung dan ayahnya Pe’i (Pak Amin) suka tidak suka terpaksa menerima limpahan dari kekayaan orang tuannya, meski demikian dari sebagian harta yang diterimanya itu selalu digunakan untuk kepentingan social dan keagamaan.
Namun tidak halnya dengan Pe’i sebagai anak tunggal, melihat dan merasakan harta yang dimiliki oleh orang tuannya jadilah dia anak yang malas, kerjaannya cuma main-main (judi, perempuan dan sabun) hampir tiap hari dia lakukan, juga gemarannya mabuk tak pernah sekalipun dia lewatkan apalagi mabuk Janda.
Karena resah dengan kelakuan anaknya akhirnya Pak Amin memarahi dan menasehati anaknya…
Pak Amin : “Loe udah gede, bukannya ngerjain yang bermanfaat malah hambur-hamburin duit, ingat nyari duit itu gak gampang”
Pe’i : “Pi, siapa bilang gue ngerjain yang tidak bermanfaat, si Alia Janda Kembang udah 3 tahun ditinggal kabur suaminya dari pada sendirian mendingan tiap malem gue manfaatin kan, Itu Si Dusmin kalo main Judi gak pernah menang, mendingan gue manfaatin juga, Kardiman yang suka mabuk gak asyik kalo mabuk sendirian gue manfaatin aja buat nemanin gue mabuk. Lagian Pi, kalo gue lihat kekayaan keluarga kita Pi, gak bakalan habis sampe 7 turunan”
Pak Amin : “Nah itu dia masalahnya, loe kan tau kalo kekayaan Papi di dapat secara turun temurun. Nah loe Papi kasih tau, kalo Papi ini adalah turunan ke 7 makanya pas waktunya elo Pe’i bakalan habis neh harta karena elo keturunan ke 8, Ngarti Kagak?”.
Pe’i : “Apa Pi… (tampak kaget)”
Dan sejak saat itu Pei berubah jadi lebih baik dan selalu bekerja keras juga banyak menyisihkan hartanya untuk kepentingan ibadah.
–
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” [Al Israa’:26-27]
0 komentar:
Posting Komentar