Sepenggal kisah perjuangan tim elit 6, dalam
memperebutkan kemerdekaan ini tidak tercatat dalam tinta emas sejarah
Bangsa ini. salah satu kisah heroik yang dikisahkan oleh salah satu
personel yang menamakan kelompoknya “Kenthir of Brothers”.
“Guys, misi kita kali ini adalah menghancurkan pasukan musuh yang telah memporandakan perkampungan kenthir yang merupakan basis dari loyalitas pendukung negara ini dan sebagai tim elit kita diminta oleh markas besar untuk membuka jalan pasukan utama. Apakah kalian siap?” Kapten Wepe menanyakan kesiapan tim nya
“Siaap Kapten” semua anggota tim kompak menjawab tegas tanpa ada keraguan sedikit pun
“Baiklah, mari kita samakan jam” Instruksi kapten Wepe
Merekapun bergegas berkumpul, membentuk lingkaran
untuk menyamakan jam, sebagai anggota khusus ketepatan dan keakuratan
waktu adalah hal yang sangat penting, kesalahan sekecil apa pun tidak
hanya membahayakan misi, tetapi nyapun dapat menjadi taruhan.
“Oke Guys, sudah sama semua jamnya?” Kapten Wepe ingin memastikan lagi
“Belum Kapten” Prajurit Andee mengkonfirmasi
“Kenapa Prajurit, ada masalah apa?” Wepe ingin tahu masalahnya
“Prajurit maskolis, tidak mengunakan jam yang sama
dengan kita, yaitu jam tangan. Tetapi dia menggunakan jam dinding
Kapten” Andee menjelaskan alasannya
“Gubraaaaakkkkkkk” Kapten Wepe, Elang, Masmus dan Herry langsung lemas
****
“Oke Guys, sekarang jam sudah sama, dan kayaknya
kita harus mempunyai tanda pengenal, kita tahu dulu pasukan siliwangi
menggunakan janur kuning sebagai pengenal dan itu sangat lenggendaris
sekali. Bagaimana kalo kita juga pake tanda seperti itu, Ada yang punya
Ide?”
“Bagaimana kalo, tunas kelapa Kapten kan ada hubungannya dengan Janur kuning” Masmus kasih ide
“Emangnya kita ini Pramuka bro, mendingan sapu lidi aja” Herry mencela dan menawarkan ide lain
“halah.. emangnya tukang bersih-bersih kayak pasukan kuning, mendingan Jaket kuning aja” Elang memberikan alternatif lain
“Gak setuju bro, pake jaket kuning ntar dikira kita
ini kader politik salah satu partai, ingat apa kata Panglima kita,
tentara harus netral” Masmus pun gak setuju dengan usulan Elang
“Pita… Gimana kalo pita kuning” maskolis berguman
“Setujuuuuu” tanpa sanggahan mereka akur
Tak selang beberapa lama, mereka pun sudah
mengenakan pengenal pita kuning sebagai tanda, namun kapten wepe sangat
marah ketika melihat maskolis
“Prajurit kolis, pake pita sebagai tanda ya oke,
tapi gak kayak gitu dong, masak pita kuningnya buat ikat rambut seperti
cewek gitu. Kamu itu tentara, harus macho” teriak kapten Wepe
“Maaf Kapten, sudah kebiasaan kalo gak lagi tugas” Maskolis tersenyum geni
Wkkkkkkkk… dasar benchies… tetep aja… wkkkkkkk
***
Singkat cerita mereka pun sudah sampai di lokasi
dan terjadilah pertempuran yang sengit hingga malam menjelang, sudah
banyak korban dipihak musuh dan sesaat kemudian
“Medikkkk… Medikkk… Medik….” Sersan elang memanggil-manggil untuk minta pertolongan,
“Ada apa bro?” Andee bertanya
“Mas mus tertembak, Mana medik? Tanya elang lagi
“Tenang bro, tadi gue liat di belakan ada suster
tuh, tunggu aja gue lagi sibuk neh.. Dorrr…Dorrr” Andee membalas
serangan musuh sambil maju menyerang
Dan tak lama kemudian…
“Mana mas, yang tertembak?” Suara perempuan menyapa Elang
“See…see… setan” Elang berteriak langsung kabur meninggalkan Mas mus yang tergeletak

Ternyata… suster yang dimaksud andee tadi adalah
suster ngesot dan pantesan Andee langsung maju menyerang meninggalkan
mereka… wkkkkkkkkkkkkkk

0 komentar:
Posting Komentar