Kelamin, sebuah kata yang senantiasa dianggap tabu dan dihindari oleh yang bernama manusia karena “katanya”
tidak sopan dan tidak bermartabat untuk dibicarakan, selain untuk
hal-hal yang bersifat privasi atau administrasi. Kong Ragile yang
menganggap bahwa humor lendir kelamin FK merupakan sebuah jenis humor
paling rendah kastanya di Planet kenthir, dan FK mengakui bahwa itu
real dan benar tidak keliru apalagi menyesatkan, karena humor cerdas
senantiasa berada disaku-saku otak humoris yang cerdas pula untuk
menertawakan sambil mengkritisi, dengan hasil akhir adalah sebuah tawa
berkesadaran.

Saturday, May 7, 2011
KELAMIN DAN KAUM WARAS
Hanya “ kaum waras “ lah yang mencari berlian di tempat terbuka, tidakkah segala sesuatu yang bernilai tinggi selalu di sembunyikan-Nya ?
Tidakkah harus menggali bumi untuk menemukan berlian ?
Tidakkah harus menyelam ke dasar laut untuk menemukan mutiara ?
Mutiara pun dapat di ternak… ya tidak ada bedanya dengan menjadi bijak dari hasil menernakan.
Berlian pun dapat di buat dari hasil suntikan… ya tidak ada bedanya dengan pengetahuan dari membaca hahahaha.
Tidakkah mau sejenak mengamati mengapa alat kelaminku di tempatkan ditengah-tengah antara kepala dan kaki ku ?
Tidakkah mau sejenak mengamati mengapa alat kelamin mu di sembunyikan hutan lebat ?
CATATAN : Perumpaan ini kutemukan dalam renunganku yang TIDAK WARAS, KARENA AKU BUKAN ORANG WARAS hahahahahahaha.
~o0o~
Setelah
melihat, mengeja dan membaca artikel tersebut, jadi tergelitik untuk
melihat makna rangkaian pertanyaan diatas dan mengkorelasikan posisi
Kelamin yang secara jelas disebutkan berada ditempat yang begitu
tersembunyi layaknya berlian dan mutiara??

Mencoba mencari Kewarasan Kenthirnya :
#01.Mengapa alat kelamin ditempatkan-Nya ditengah-tengah antara kepala dan kaki?
Jawabnya :

-
Karena manusia diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara akal,
nurani dan nafsunya, otak adalah perlambang phisik dari akal, hati
perlambang phisik dari nurani dan tentunya nafsu pun harus memiliki
lambang phisik tersendiri, dalam beberapa literatur nafsu senantiasa
tidak jauh dari letak antara dada dan selangkangan, namun diantara
nafsu-nafsu yang lainnya seperti nafsu makan, nafsu amarah, nafsu ego,
nafsu keserakahan akan harta maupun kekuasaan dan nafsu-nafsu lainnya,
tak dapat dipungkiri nafsu yang paling rendah adalah nafsu syahwat
karena nafsu ini menurut banyak literatur sejarah adalah
nafsu yang paling dahsyat daya rusaknya, bahkan alkisah malaikat yang
begitu tangguh ketaatannya pada Allah.SWT sekalipun, pernah hancur
karena nafsu yang satu ini. Malaikat yang dijadikan manusia saja hancur
lebur karenanya, maka jangan ditanya begitu banyak manusia tangguh
dalam sejarah harus menelan pahitnya kerendahan jiwa karena nafsu yang
satu ini. Jadi alasannya mengapa nafsu yang dilambangkan dengan kelamin
berada dibawah “mungkin” ya karena hal ini, posisi efek negatifnya yang
dapat merendahkan martabat kemanusiaan ketitik-terendahnya.
#2. Mengapa alat kelamin mu di sembunyikan hutan lebat ?
Jawabnya :

-
Sebagaimana berlian yang berada dikedalaman bumi, serta mutiara yang
berada dikedalaman lautan, dan kedua perhiasan dunia tersebut hanya
dapat diraih dengan kerja keras dan kebulatan tekad
untuk dapat memiliki serta menikmati keindahannya. Tak jauh berbeda
dengan kelamin yang secara alami dilindungi oleh hutan lebat layaknya
hutan larangan, bahkan di era prasejarah suku-suku dipedalaman pun
senantiasa mengutamakan melindungi perangkat ini, lihat saja di tivi
suku-suku prasejarah ini walaupun tidak menutupi dadanya,
tapi pasti menutupi daerah segi tiga berhutannya. Pada masa-masa saat
ini bahkan manusia lebih protektif lagi menutupi daerah ini dengan
mengenakan celana dalam alias cd alias kolor alias sempak alias katuk
untuk penutup awal sebelum mengenakan celana atau rok baik mini maupun
panjang.
Sadar
atau tidak sadar kita begitu menghargai kelamin layaknya berlian dan
mutiara, bahkan secara abstrak posisi kelamin sebagai sebuah perhiasan
pun, harus kita usahakan dengan penuh kebulatan tekad, cinta dan kasih
sayang yang kadangkala mesti dibayar dengan tetesan air mata untuk
dapat memilikinya agar tercapai kenikmatan, keberkahan dan
kesinambungan kemanusiaan itu sendiri.
Dalam
instingnya hewan mengenal perkawinan atau pertemuan antara dua kelamin
yang berbeda sebagai bentuk menjaga eksistensi kehewanan di dunia
sebagai salah satu bentuk tugas dan fitrahnya menempati bumi-Nya ini.
Begitupun dengan manusia yang diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi
ini memiliki tugas fitrah yang sama melakukan perkawinan antar kelamin
pria dan wanita, namun dalam bentuk institusi yang lebih bermartabat
yang disebut sebagai Pernikahan. Bahkan ketua RT saya
yang budiman pernah bilang : “Her, ente tahu nggak kita diacara resepsi
ini sebenarnya sedang menyaksikan dan mengiyakan acara utama pengantin
dimalam pertama yaitu bercinta alias making love hahahaha”…………..
hahahaha bukan-bukan itu intinya pernikahan, tapi juga ada benarnya
pada satu sisi hahahaha.

Oleh
karena itu jika kita sadar nilai penting diberikan-Nya kelamin kepada
kita, dan betapa berharganya kelamin dibanding berlian maupun mutiara,
maka sudah sepantasnya nilai ini kita junjung tinggi dengan cara tetap
ikhtiar menjaga setiap langkah kedua kaki kita baik yang kiri atau
kanan, agar tetap berada dijalur yang senantiasa mengingat kemuliaan
kelamin yang berada diantaranya (lihat kemuliaan yang didapat nabi
Yusuf ketika mampu menjaga kelaminnya). Dan sekaligus mengingatkan kita
bahwa hutan ini pun mampu menjerumuskan kita ketempat terendah yang
lebih rendah dari telapak kaki kemanusiaan kita (lihat kisah malaikat
yang diturunkan sebagai manusia yang berakhir hukuman hingga kiamat
tiba, karena rayuan pulau kelamin seorang wanita).
Kelamin oh Kelamin,
rasanya susah dan berat banget menjaga dirimu….. oleh karena itu
sebaiknya kugunduli saja hutanmu, agar kusadar bahwa dirimu bukan
misteri bagiku hahahahaha.
*semoga
saja tetap benar kenthirnya, kalau tidak benar maka maklum saja ini
artikel yang bikin orang kenthir paling bodoh se-Planet Kenthir
hahahahaha…. Salam bibir kenthir Crottt Tetep!!!

Ilustrasi uncle google & modifikasi
0 komentar:
Posting Komentar