Selasa, 11 Januari 2011

Catatan yang Ternoda

11-01-2011, 07.35 wib
 Hp jadul Icha berdering tanda ada panggilan masuk, ternyata kak Rey.
“ Halo.. pagi kak “ sapa Icha riang

“ Pagi Polo…. Ngapain nih..? dah mandi ? “ jawab kak Rey, seperti satu ritual tersendiri bila kak Rey telepon di pagi hari menanyakan pada Icha apakah sudah mandi atau belum.

“ Sudah dong, dah cantik…, aku lagi bebenah kamar kak “ jawab Icha.

“ Hmmmm muach dulu … kakak mau periksa berkas berkas yang dah numpuk di meja kakak ya…? Bae bae di rumah. Nanti kakak telpon lagi kalau waktu so luang “ itulah kak Rey, setiap pagi menyapa Icha dengan keramahan. Dan itu sudah dilakukannya sejak satu setengah tahun yang lalu.

“ Ok kakak….” Dan telepon terputus. Icha meneruskan bebenah kamarnya.

11-01-2011, 08.05 wib
Baru saja kelar membereskan sprei tempat tidurnya, hp jadul Icha kembali berdering. Panggilan masuk dari Raul.
“ Hallo mam…” Raul dari seberang telepon

“ Hallo pa “ jawab Icha kurang semangat “ tumben pagi pagi telepon ? “

“ Kangen sama mama, semalam tidur papa nggak lelap nih “ jawab Raul.

“ Hmmmm” Icha menggumam

“ Mama nggak kangen papa? “ Tanya Raul kemudian.

“ Kangen juga “ jawab singkat Icha, di rebahkan tubuhnya di atas kasur yang sudah terlihat rapi dan bersih itu. Berawal dari hubungan iseng dengan Raul ini akhirnya membuat Icha terperangkap dalam satu lingkaran hubungan yang sangat rumit.

“ Ok mam, papa mau siap siap ke kantor, nanti papa telpon lagi ya ? I love you “ ucap Raul lalu menutup pembicaraan telepon kali ini. Icha menghela nafas lega.
Sebelum beranjak dari tempat tidurnya, terdengar bunyi dering telepon rumahnya, tepat pukul

08.35wib 11-01-2011…
“ Halo Yang “ Mas Bayu dari seberang telepon dari negeri onta itu.

“ Halo juga mas “ jawab Icha.

“ Anak anak dah berangkat sekolah ya”

“ Iya mas, tadi Issa agak rewel, tapi sudah baikkan lagi kok, Cuma iri sama kakaknya yang dapat piala dari lomba baca puisi di sekolahannya”.

“ Oh gitu ya…? Ya sudah mas harap Yayang bisa atur semua dengan baik. Mas sholat subuh dulu ya?”

“ Ya mas “

Klik telepon terputus , Icha kembali ke tempat tidurnya, di hempaskan tubuh rampingnya ke kasur empuk itu. Kacau semua gumamnya.

Sudah tiga tahun ini perjalanan rumah tangga Icha dengan Bayu di landa prahara yang lumayan rumit. Icha suka merasa sakit hati dengan kata kata Bayu yang suka melecehkan keberadaannya sebagai istri. Icha sendiri heran mengapa Bayu bisa begitu terhadapnya, padahal dia mengaku sangat mencintai dan membutuhkan Icha. Kadang di tengah malam sepi Icha sering menangisi kenyataan yang sedang di hadapinya itu. Tempat kerja Bayu yang jauh membuat dia kurang berkomonikasi dengan suaminya bila ada masalah yang mengganjal pikirannya, sementara kakak iparnya yang tidak suka pada Icha suka membisikkan gossip yang membuat Icha terluka. Kabar Icha punya pacar anak muda di hembuskan oleh iparnya ke Bayu dan juga ke teman teman Icha. Padahal semua orang yang mengenal Icha tidak mempercayai kabar itu, tapi suami Icha terlanjur tidak percaya pada kesetiaan Icha malah suka melontarkan kata kata yang sangat menyakitkan Icha. Hingga suatu malam dalam tangis yang panjang, Icha bersumpah akan membalas semua sakit hati itu dengan caranya sendiri.

Lewat jejaring sosial yang marak saat ini Icha mengenal Rey, yang tinggal di timur Indonesia, Papua.Icha mulai melaksanakan sumpah hati kecilnya dengan memanfaatkan perkenalan itu. Akhirnya Rey terjerat dalam hubungan percintaan jarak jauh dengan Icha. Rey menjadi tempat Icha mengadukan segala problem rumah tangganya. Tapi seiring berjalannya waktu, kebaikkan Rey membuat Icha tidak tega untuk mempermainkan perasaannya. Dan pada akhirnya perasaan kasihan Icha berubah menjadi cinta. Walau mereka belum pernah bertemu muka, tapi hubungan itu telah terjalin selama satu setengah tahun. Dari kurun waktu itu sebenarnya Rey sudah sangat ingin bertemu Icha, tapi Icha selalu mengelak untuk bertemu degan berbagai alasan.

Perkenalan dengan Raul juga membuat Icha terjebak dalam satu lingkaran percintaan yang rumit. Mereka bertemu saat Icha mengikuti pertemuan keluarga besar. Walau berbeda ‘marga” Raul masih terhitung kerabat jauhnya. Ternyata dari perkenalan itu, Raul jatuh cinta pada Icha. Walau mereka tinggal di kota berbeda dan jarak yang lumayan jauh, setiap hari Raul selalu menghubungi Icha dengan rayuan rayuan liar yang membuat Icha takhluk pada cinta Raul. Hubungan mereka telah berjalan sepuluh bulan. Di awal hubungan, sikap Raul sangat baik dan memanjakan Icha, tapi seiring waktu Raul menjadi sangat over protect pada Icha. Dengan alasan sangat mencintai, tak ingin kehilangan Icha dan juga sakit hati dengan perlakuan Bayu pada Icha. Bahkan Raul mendesak agar mau di jadikan istri ke dua, tapi Icha tidak bersedia. Sudah sering Icha bermaksud memutuskan jalinan percintaan dengan Raul , tapi selalu saja Raul bisa membuat Icha bertekuk lutut dan kembali menjalin hubungan dengannya.

Kini di tengah malam Icha masih saja menangisi kisah perjalanan hidupnya yang semakin tak menentu. Dia tak tahu lagi mesti bagaimana, dengan Bayu dia merasa cintanya sudah terkikis, tapi untuk berpisah dia masih memikirkan dua gadisnya yang masih membutuhkan papa dan mama di sampingnya. Memutuskan hubungan dengan Rey juga dia keberatan, karena Rey lah yang selalu memberi semangat di saat kesedihan melingkupi pikirannya. Dan Icha tetap mempertahankan hubungan dengan Rey. Dan Raul…. Icha tak bisa memutuskan hubungan itu. Raul akan sanggup melakukan apa saja asal kemauannya tercapai, dan sialnya Raul akan melakukan apa saja asalkan bisa memperistri Icha seperti apa yang pernah di katakana pada Icha beberapa hari yang lalu. Untuk sementara Icha hanya bisa menangguhkan keinginan itu “ Anak anak masih terlalu dini untuk menerima perceraianku dengan papanya “ itu yang selalu Icha katakan pada Raul setiap kali Raul mempertanyakan kesediaan Icha di peristri. Dan untungnya Raul mengiyakan..

Di peraduan sepinya kembali Icha hanya bisa menangisi catatan hidupnya…..catatan hidup yang telah ternoda, entah sampai kapan tulisan di buku kehidupannya berubah menjadi indah terbaca oleh dunia.

Kesunyian pagi Sindoro Sumbing 11-01-11. 01.11 wib
polo = sayang (bahasa Sangihe Talaud)

0 komentar:

Posting Komentar