Sabtu, 07 April 2012

[Fiktor] Peluru Terakhir

1333782391361714019
“Ingat..jangan sampai meleset…harus tepat mengenai kepalanya…ini peluru terakhir kita”
“Jangan khawatir kawan”
Lalu Andee mulai mengarahkan senapan itu ke arah jam 12 belas…tepat di kepala Wepe.
Sedetik kemudian….

****

“Menikahlah denganku Tyas, lupakanlah kesedihanmu atas tewasnya Herry…aku siap menjadi teman berbagi untukmu” ucap Wepe sembari tersenyum.
Senyum kemenangan karena berhasil menyingkirkan Herry FK…sahabatnya sendiri.
Masih terbayang dalam ingatan Wepe, bagaimana Herry dan pasukan Kenthir of Brothers tewas, bagaimana dia mensabotase parasut sebelum pasukan itu di terjunkan melawan pasukan Belanda.

Tyas hanya terdiam, saat ini dia butuh tempat bersandar. Di tengah berkecamuknya perang kemerdekaan negeri ini, dia butuh seorang lelaki yang mampu melindunginya.
Perlahan Tyas pun menganguk.

****
“Tolong jaga Tyas” ucap Herry pada Wepe sebelum terjun dari pesawat.
Dan Herry pun segera menyusul teman temannya yang lebih dulu terjun dari pesawat.
Manusia boleh berencana tapi Tuhan yang menetukan.
Jika ajal belum memanggil, walau ribuan peluru berdesing didekatnya tak akan mampu menembusnya.(halah…sok sastra )
Byurr…byurr…byurr…satu persatu mereka terjatuh di sebuah sungai. Mereka beruntung walaupun parasut tak bisa terkembang.
Elang, Andee dan Maskolis segera berenang ketepian….tapi dimanakah Herry?
Srrrttt…gubrak…”waduh…sompret !!! ” teriak Herry.
Dikarenakan terlambat terjun, Herry jatuh di jamban milik warga yang ada di tepi sungai.

****
Dendam mulai menyelimuti manakala tahu kalau sahabatnya telah menghianati.
Pasukan Kenthir of Brothers mulai terlunta lunta.
Ingin pulang ke kesatuan, tapi keadaan tidak memungkinkan. Mereka sudah dinyatakan tewas oleh kesatuan.
Uji wong Palembang ” tentro ndak katek kompi”
Kalo orang Jawa bilang…dianggap desertir hahahaha
Dan mereka pun mulai membaur dengan penduduk sekitar. Untuk mencukupi kebutuhan makan, mereka mulai bekerja.
Andee kembali ke habitat awalnya, angon kambing milik warga.
Herry membuka jasa pedicure. (jaman dulu udah ada pedicure coy wakakaka)
Elang mencoba mengamen berbekal gitar yang di pinjamnya dari seorang lelaki tua.
Maskolis..nah ini..sebelum jadi tentara, Maskolis adalah seorang penyamar dan pencopet handal. Dikarenakan warga gak ada yang punya dompet, terpaksa dia ikut Elang mengamen untuk menjadi penari latar hahahaha.

****
Hari berganti hari dan bulan pun berganti. (halah..lebay jiakakaka)
Kerinduan Herry akan Tyas kekasihnya semakin membuncah. Tapi apa daya, tak mungkin baginya untuk menemui sang kekasih. Tyas sudah menganggap Herry tewas.
Merekapun berunding untuk mencari cara mengetahui keadaan Tyas tanpa di ketahui Wepe.
Akhirnya, diutuslah Maskolis dengan menyamar sebagai cenayang alias dukun wanita berkulit hitam yang mampu berbicara dengan arwah. (sumpeh deh..film ghost nya Demi More terinspirasi dari kisah ini wakakaka).
Berbekal semua rahasia yg diceritakan Herry tentang Tyas, Maskolis pun berangkat.
Setelah menempuh perjalanan selama 7 hari 7 malam dengan berjalan kaki, akhirnya Maskolis tiba di tempat Tyas.
Tampak Tyas sedang melamun sedih sambil menjaga warung makannya.
“Wahai wanita..apakah kesedihanmu dikarenakan memikirkan Herry?”  ucap Maskolis.
Tyas heran..bagaimana mungkin wanita tua didepannya tau apa yang dirasakan saat ini.
“Kenalkan..namaku Madame Kolis..seorang cenayang yang mampu berbicara dengan arwah”
“Benarkah?” Tanya Tyas
“Ya..aku kemari karena arwah Herry yang ada disampingku memintaku menyampaikan pesan”
Tyas terkejut antara percaya dan tidak ..kemudian
“Buktikan padaku jika Madame bisa berbicara dengan arwah Herry !”
Maskolis pun pura pura bersemedi sebentar..lalu
“Herry suka sekali dengan masakan sayur lodehmu” ucapnya memulai bualan.
“Woiii Madame geblek..semua orang juga suka…liat tuh tulisan di warung..spesialis sayur lodeh!”
Maskolis gugup, kemudian dikeluarkannya semua rahasia tentang Tyas, mulai dari moment pacaran, warna kesukaan, ukuran sepatu yang kanan dan yang kiri, artis favorit, buku kesukaan sampai ukuran bra.
Kali ini Tyas percaya
“Katakan pada Herry..apakah dia merindukanku?
Maskolis mulai bersemedi kembali, mulutnya komat kamit seolah olah sedang bercakap dengan arwah.
Setelah 3 jam bersemedi, Maskolispun selesai.
“Herry bilang apa Madame?”
Maskolis menjawab kalem” Herry bilang iya”
Dasar geblek si Kolis, berjam jam semedi cuma mau bilang iya.
Lalu Tyas mulai curhat panjang lebar sampai cerita bagaimana bulan depan ia akan menikah dengan Wepe.
“Aku mencintai Herry…akan selalu mencintai..katakan padanya”
Kemudian Maskolis pamit untuk pergi.
Sesaat Maskolis menoleh ke Tyas
“Herry bilang..loli..aku selalu mencintaimu”
Dan Tyas pun menangis. (waduh penulis jadi terharu neh)
Lalu Maskolis pun menangis….terharu juga? Bukan..menangis membanyangkan bagaimana ia pulang jalan kaki nanti hahahahaha

****
“Pernikahan mereka harus kita cegah…Wepe harus mati!!” teriak Herry kalap.
“Sabar kawan..harus di buat rencana yang matang sebelum membunuh Wepe” ucap Andee.
Lalu dibuatlah rencana pembunuhan sampai rencana pelarian.
Sebelum berangkat, tak lupa mereka berpamitan pada penduduk setempat.
Merekapun pamit juga dengan lelaki tua yang meminjamkan gitarnya sambil berniat memulangkan gitar.
“Ambil saja gitar itu nak…kakek sudah tidak membutuhkannya lagi”
“Jangan kek…lebih baik, gitar ini diberikan pada cucu kakek. Kelak cucu kakek akan menjadi musikus terkenal di negeri ini..menjadi seorang raja.” ramal Elang.
Lalu merekapun memberikan gitar itu di sertai sebungkus roti biskuit sebagai tanda mata.
“Ini kek..dicicipi…kami ambil dari markas Belanda yang pernah kami serang”
Sang kakek mulai mencicipi
“Wow..enak sekali..biskuit apa ini” ucap san kakek sambil membaca label pada kemasannya.
“Biskuit Rhoma…nama yang keren…akan kusematkan nama itu pada cucuku”
Ramalan Elang terbukti, berpuluh tahun kemudian, Rhoma menjadi raja dangdut yang terkenal hahahaha.
“Tapi..ini ada angka 1845 maksudnya apa?” tanya si kakek. (teliti jg neh kakek)
‘Oh…itu expired kek..artinya udah basi seratus tahun yang lalu” ucap mereka sambil kabur.
Sang kakek mengumpat..lalu keluarlah ucapannya yang terkenal hingga sekarang ” Sungguh Ter..la..lu” wakakakaka

****
Malam itu, suasana pernikahan Wepe dan Tyas begitu meriah.
Tampak sang pengantin pria selalu tersenyum senyum mesum.
Dia tak sadar, ada moncong senjata yang diarahkan tepat di kepalanya.
Hatinya bersorak, terlebih ketika pembawa acara mengucapkan
“Para hadirin yang terhomat, mohon dipersilahkan untuk segera pulang, sebab pengantin pria sudah tak tahan” hahahaha
Lalu ketika para tamu akan pulang
Dor !! sebuh letusan terdengar..dan Wepe pun tergolek bersimbah darah.

****
“Bodoh ! kenapa bisa meleset Ndee…itu peluru terakhir kita”
“Maaf Her..aku tak tega membunuhnya..bagaimanapun,dia sahabat kita” ucap Andee pelan.
Lalu Herry terdiam, dipandanginya Maskolis, Andee dan juga Elang…sahabatnya.
“Kita harus pergi dari sini…lebih baik kita berpencar…sampai situasi kembali aman” ucap Herry FK.
Merekapun berpencar.
Andee pergi ke Korea untuk bekerja di sana. Bekerja? Sebenernya Andee mencari jodoh di Korea, dikarenakan tak ada lagi gadis Indonesia yang mau sama dia.
Maskolis menetap di Semarang. Jika anda kebetulan kecopetan di terminal Kaligawe Semarang…kmungkinan itu ulah Maskolis.
Herry mencoba peruntungannya di Jambi, kabar terakhir dia pergi ke Thailand untuk operasi kelamin karena patah hati.
Sedangkan Elang menetap di desa kecil di daerah Rembang dan menuliskan kisah ini untuk anda.
Tamat
Woii Elang kenthir..koq tamat seh..gak enak banget..menggantung neh ceritanya.
Cuma 3 hal menggantung yang enak di dunia ini, buah buahan, T**** sama T**** (sensor wakakaka)

****
Pembunuhan terhadap Wepe gagal…dokter berhasil menyelamatkannya.
Di saat saat terakhir, Andee tidak tega membunuhnya.
Senapan yang sudah diarahkan pada jam 12 tepat di kepalanya..digeser menjadi ke arah jam 6 tepat di kepala bagian yang lain wakakakakaka
Pernikahanpun batal.
Lalu..dimanakah Wepe sekarang?
Jika anda kebetulan lewat Taman Lawang dan melihat foto ini
13337824551732810536
Bisa dipastikan..itu Wepe.
****
Planet Kenthir..Never Ending Story
1333782495940396050

0 komentar:

Posting Komentar